pembelajaran kooperatif

contoh pembelajaran kooperatif

Posted on

Whandi.Net ~ Belajar secara koperatif atau pembelajaran kooperatif adalah strategi mengajar yang menyertakan partisipasi anak dalam aktivitas belajar kelompok kecil yang mengembangkan interaksi positif. Pemikiran ini mendiskusikan alasan untuk menggunakan strategi belajar secara koperatif di pusat dan kelas-kelas, cara menerapkan strategi, dan keuntungan jangka panjang bagi pendidikan anak.

Belajar secara koperatif dapat meningkatkan prestasi akademik, ini relatif mudah diterapkan, dan tidak mahal. Anak-anak bertambah baik tingkah laku dan kehadirannya, serta senang bersekolah, adalah beberapa keuntungan belajar secara koperatif (Slavin, 1987).

pembelajaran kooperatif untuk TK dan SD

Meskipun banyak penelitian pada belajar secara koperatif yang telah dilakukan pada siswa-siswa yang lebih besar, strategi belajar secara koperatif lebih efektif bagi anak-anak pra sekolah (KB) dan sekolah dasar (SD). Sebagai catatan, tambahan hasil positifnya adalah, belajar secara koperatif mengembangkan motivasi siswa, mendorong proses kelompok, mengembangkan interaksi sosial dan akademik diantara siswa, dan hadiah bagi kelompok yang berhasil.

Ketika seorang anak pertama kali datang untuk menyusun struktur pendidikannya, satu dari cita-cita guru adalah membantu anak mengubah kesadaran dari hanya untuk dirinya sendiri menjadi kesadaran untuk anak-anak yang lain. Pada belajar tingkat ini, perhatian guru adalah mengajar anak untuk membagi, berbuat baik, dan menunjukkan kelembutan tingkah laku kepada orang lain. Aktivitas yang tersusun yang mengembangkan kerja sama dapat membantu membawa hasil ini. Satu dari banyak penelitian yang konsisten memperlihatkan bahwa aktivitas belajar secara koperatif meningkatkan hubungan anak-anak dengan teman sebaya, khususnya mereka yang memiliki perbedaan sosial dan suku bangsa.

Ketika anak-anak mulai mengerjakan tugas, kerja sama dapat memberikan kesempatan untuk membagi ide, belajar bagaimana mengerti pikiran orang lain dan memberi reaksi terhadap masalah, serta mempraktekkan keterampilan bahasa lisan dalam kelompok kecil. Belajar secara koperatif sejak permulaan masa kanak-kanak dapat mengembangkan perasaan positif terhadap sekolah, guru dan teman sebaya. Perasaanperasaan ini menjadi dasar penting untuk keberhasilan selanjutnya di sekolah.

manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa?

Menurut Glasser (1986), motivasi anak untuk belajar di sekolah dasar bergantung pada kebutuhan psikologi dasar mereka untuk bersosialisasi. Belajar secara koperatif meningkatkan motivasi siswa untuk memberikan dukungan kepada teman sebaya. Sebagai bagian dari tim belajar, siswa dapat mencapai keberhasilan dengan cara kerja sama yang baik dengan teman- temannya. Siswa juga didorong mempelajari bahanbahan secara lebih mendalam dari hal yang telah dipelajari, dan memikirkan cara kreatif untuk meyakinkan guru bahwa mereka telah menguasai bahan yang dibutuhkan.

Belajar secara koperatif membantu siswa berhasil di setiap tingkat akademik. Dalam tim belajar secara koperatif, sedikit pencapaian keberhasilan siswa dapat memberi kontribusi kepada kelompok dan menambah pengalaman, dan semua siswa mendapat pengertian yang lebih dari setiap ide yang diterangkan mereka kepada orang lain. (Featherstone, 1986).

Komponen-komponen dari proses belajar secara koperatif seperti dideskripsikan oleh Johnson dan Johnson (1984) adalah melengkapi tujuan pendidikan masa kanakkanak. Untuk contoh, gagasan baik tugas belajar secara koperatif meliputi saling ketergantungan yang positif pada orang-orang dan individu yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk belajar dengan sukses dalam tim belajar secara koperatif, siswa-siswa juga harus memiliki keterampilan interpersonal (antarperseorangan) untuk menyempurnakan tugas-tugas kelompok. Belajar secara koperatif juga telah menunjukkan dapat meningkatkan hubungan antara siswa dari latar belakang suku yang berbeda. Slavin (1980) mencatat: Metode belajar secara koperatif diragukan oleh sekolah karena menambahkan syarat-syarat kerja sama, status hubungan yang sama antara siswa dari latar belakang suku yang berbeda. Untuk siswa yang lebih besar, mengajar secara tradisional ditekankan pada persaingan dan belajar secara perseorangan. Ketika siswa diberi tugas kerja sama, belajar dinilai secara perseorangan, dan hadiah diberikan atas dasar prestasi kelompoknya (Featherstone, 1986).

Ketika anak diajar keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk partisipasi kelompok pada waktu mereka pertama kali belajar, pondasi telah diletakkan untuk keberhasilan sekolah yang akan datang.

Bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif?

Foyle dan Lyman (1988) mengidentifikasikan tahap dasar untuk mencapai keberhasilan dari aktivitas belajar secara koperatif :

  • Isi yang diajarkan diidentifikasi, dan kriteria bahan ditentukan oleh guru.
  • Manfaat terbesar dari teknik belajar secara koperatif adalah identifikasi, dan jumlah kelompok ditentukan oleh guru.
  • Para siswa ditugaskan dalam kelompok-kelompok.
  • Ruang kelas ditata untuk fasilitas interaksi kelompok.
  • Kelompok yang sedang belajar diajar atau ditinjau jika dibutuhkan untuk menjamin kelompok dapat berjalan dengan lancar.
  • Guru mengembangkan belajar kelompok dan yakin bahwa siswa mengerti tujuan dari belajar. Waktu beraktivitas dibuat secara jelas untuk siswa.
  • Bahan yang dipakai guru sekarang ini sudah tepat, dapat menggunakan teknik apapun yang dia pilih.
  • Guru memonitor interaksi siswa dalam kelompok, dan memberikan bantuan dan klarifikasi jika dibutuhkan.
  • Hasil siswa dievaluasi. Siswa harus secara individu menunjukkan bahan dari keterampilan atau konsep penting pengetahuan. Evaluasi didasarkan pada observasi dari penampilan siswa atau respon langsung terhadap pertanyaan; kertas dan pensil.
  • Kelompok diberi hadiah untuk kesuksesannya. Doa lisan oleh guru, atau penghargaan dalam laporan berkala di kelas atau pada majalah dinding dipakai sebagai hadiah kelompok yang mendapat pencapaian tertinggi.

Kesimpulan

Pendidik bagi siswa kanak-kanak dapat menggunakan strategi dan aktivitas yang sama, yang sekarang ini digunakan untuk mendorong kerja sama dan interaksi anakanak yang lebih besar. Belajar secara koperatif yang efektif, kemungkinan akan meningkatkan keberhasilan seluruh siswa di sekolah mereka.