Mengatur Keuangan Keluarga

6 Tips Jitu Cara Mengatur Keuangan Keluarga

Posted on

Mengatur keuangan keluarga bisa menjadi tantangan, terutama jika penghasilan sering kali habis di pertengahan bulan. Sebagai lulusan fakultas ekonomi, saya ingin berbagi tips mengatur keuangan keluarga agar Anda bisa lebih bijak dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran. Jangan sampai gaji Anda habis sebelum akhir bulan, yang sering disebut sebagai kondisi “gaji 10 koma” atau “gaji 20 koma”. Berikut adalah enam tips jitu yang bisa Anda terapkan.

1. Catat Semua Penghasilan Bulan Lalu

Langkah pertama dalam mengatur keuangan keluarga adalah mencatat semua sumber pendapatan. Jika Anda memiliki lebih dari satu sumber penghasilan, pastikan untuk mencatat semuanya. Hindari berpikir, “Ah, masih ada penghasilan lain yang cair besok, jadi habiskan saja yang ini dulu.” Dengan mencatat semua penghasilan, Anda dapat dengan mudah menentukan arah masa depan keuangan Anda. Jika ada rencana besar seperti berlibur ke Bali atau naik haji, Anda bisa mengetahui kapan uangnya cukup untuk memenuhi rencana tersebut.

2. Catat Semua Pengeluaran Bulan Lalu

Mencatat semua pengeluaran bulan lalu sangat penting untuk mengetahui mana pengeluaran rutin, pengeluaran foya-foya, dan pengeluaran amal. Dengan mengetahui ini, Anda bisa mengatur dan menyingkirkan pengeluaran yang tidak perlu. Pengeluaran yang tidak perlu hanya akan menjadi “lintah” yang menghisap keuangan Anda.

3. Sisihkan untuk Amal dan Tabungan Lebih Dulu

Para pakar manajemen keuangan dan motivator besar selalu menyarankan untuk beramal dan menabung terlebih dahulu. Mereka percaya bahwa uang yang dikeluarkan untuk amal akan kembali dalam jumlah yang lebih besar. Dengan cara ini, tabungan dan amal Anda akan semakin besar dari waktu ke waktu. Prioritaskan untuk menyisihkan sebagian penghasilan Anda untuk tabungan dan amal sebelum memikirkan pengeluaran lainnya.

4. Belilah Pengeluaran yang Sifatnya Wajib Tiap Bulan

Kebutuhan primer keluarga setiap bulan seperti keperluan dapur, listrik, uang saku anak-anak, serta gaji pembantu dan sopir harus diprioritaskan. Sisihkan semua keperluan ini di wadah yang berbeda. Setelah menghitung penghasilan dikurangi amal dan tabungan serta kebutuhan rutin bulanan, Anda akan melihat hasilnya. Jika masih perlu hutang, mungkin Anda perlu mempertimbangkan kembali pengeluaran yang tidak terlalu penting seperti memiliki sopir pribadi dan pembantu. Jika ada sisa, bisa disimpan untuk keperluan lainnya.

5. Batasi Belanja Barang Baru per 3 Bulan, 6 Bulan, atau Setahun Sekali

Belanja barang baru dapat dikategorikan sebagai kebutuhan mewah (tersier). Uangnya berasal dari kelebihan di perhitungan kebutuhan rutin bulanan. Yang perlu diperhatikan adalah jeda waktunya. Jangan pernah melakukan belanja ini layaknya belanja rutin bulanan. Batasi belanja barang baru hanya setiap 3 bulan, 6 bulan, atau setahun sekali untuk menjaga keuangan tetap stabil.

6. Kelompokkan Jenis Pengeluaran dan Pisahkan di Tempat Berbeda

Pemisahan pengeluaran ke dalam wadah yang berbeda bisa sangat membantu. Prinsip ini mirip dengan “jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang”. Tujuannya adalah agar jika satu keranjang hilang, masih ada yang tersisa di keranjang lain. Ini juga membantu untuk menghindari pengeluaran berlebihan dan memastikan setiap pengeluaran memiliki tempatnya sendiri. Pemisahan ini bisa dilakukan dengan menggunakan tabungan, amplop, atau dompet yang berbeda.

Dengan menerapkan keenam tips di atas, Anda bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan keluarga dan menghindari kondisi keuangan yang kritis di pertengahan bulan. Selamat mencoba, dan semoga keuangan keluarga Anda semakin sehat dan stabil!

Leave a Reply