unsur unsur cuaca iklim beserta penjelasannya

unsur-unsur cuaca dan iklim beserta penjelasannya

Posted on

Whandi.net ~ Pastinya kita sudah akrab dengan kata cuaca, tapi apakah kita semuanya tahu apa saja unsur-unsur yang mempengaruhi cuaca yang terjadi? Cuaca sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Walaupun kita manusia bisa memperkirakan cuaca, tetapi belum tentu ketepatannya 100%. Nelayan-nelayan tradisional masih banyak bergantung pada cuaca sewaktu akan melaut untuk mencari ikan. Juga para petani yang masih mengandalkan pancaran sinar matahari untuk menjemur hasil panen. Perhatikan cuaca saat ini di lingkungan sekitarmu, apakah cerah, panas, berawan atau hujan? Apa cuaca saat ini sama dengan kemarin?

Kondisi cuaca pada tempat dan waktu yang lain, pasti berbeda. Perubahan cuaca selalu terjadi setiap saat. Mungkin di lingkungan sekolahmu cuaca sangat cerah pada pagi hari, tetapi berawan dan berangin pada siang hari. Apakah cuaca sama dengan iklim? Cuaca dan iklim memiliki kesamaan unsur-unsur dasar yang membentuknya.

Baca juga: Apakah Pengertian teks eksplanasi menurut para ahli?

Unsur-unsur cuaca dan iklim yang penting adalah penyinaran Matahari, suhu udara, angin, awan, kelembapan, dan curah hujan. Perbedaan cuaca dan iklim terletak pada waktu dan cakupan wilayah. Cuaca mencerminkan keadaan atmosfer sesaat pada daerah yang sempit. Sedang iklim mencerminkan keadaan atmosfer dalam waktu lama pada daerah yang luas.
1. Penyinaran Matahari
Matahari adalah pengatur iklim di Bumi yang paling penting dan menjadi sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari dipancarkan ke seluruh arah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Penyinaran matahari ke bumi juga dipengaruhi kondisi awan. Jika di langit banyak terdapat awan, khususnya awan yang dapat menurunkan hujan, maka pancaran sinar matahari yang sampai di Bumi kurang kuat. Keadaan saat itu disebut cuaca berawan. Tapi sebaliknya, jika di udara tak ada awan, langit biru bersih dan pancaran sinar matahari sangat kuat, maka kondisi itu disebut cuaca cerah.

Berapa besar energi matahari yang diterima bumi bisa dipengaruhi oleh keawanan, juga oleh sudut datang sinar matahari ke bumi. Sudut itu terbentuk karena Bumi berotasi. Rotasi bumi mengakibatkan terjadinya siang dan malam, juga mengakibatkan lama waktu penyinaran matahari di belahan bumi utara dan selatan berubah tiap musim.

Sinar matahari di pagi hari tidak terasa panas dibanding siang hari, ini dikarenakan sudut datang sinar matahari pagi lebih kecil dibanding sudut datang sinar matahri siang.

a. Pemanasan Atmosfer
Energi sinar Matahari sebagian digunakan untuk memanaskan atmosfer. Pemanasan atmosfer dapat secara langsung atau tidak langsung.
1) Pemanasan Langsung
Di dalam atmosfer terkandung uap air, debu, asam arang, dan zat asam. Zat-zat tersebut berfungsi menyerap panas sinar matahari. Jadi, sebelum sampai di permukaan Bumi, panas sinar matahari sebagian sudah diserap atau diabsobsi zat-zat tersebut.
2) Pemanasan Tidak Langsung
Sinar Matahari setelah melewati atmosfer, panasnya sebagian diserap oleh Bumi. Akibatnya, permukaan Bumi juga menjadi panas. Permukaan Bumi memengaruhi panas atmosfer bagian bawah. Pemanasan udara di dekat permukaan Bumi melalui beberapa cara sebagai berikut.
a) Konveksi
b) Adveksi
c) Turbulensi
d) Konduksi

b. Pengukuran Penyinaran Matahari
Penyinaran Matahari diukur dengan menggunakan alat yang disebut solarimeter. Alat ini terdiri atas bola kaca dan kartu kertas yang sensitif terhadap sinar. Bola kaca akan memusatkan sinar matahari pada kartu dan membakarnya memanjang. Sinar matahari yang terik ditunjukkan dengan garis yang lebih gelap pada kartu. Panjang garis yang terbakar pada kartu mencerminkan lama waktu penyinaran. Panas permukaan Bumi oleh penyinaran Matahari memengaruhi panas udara. Suhu udara di permukaan Bumi bervariasi karena sinar Matahari menyebar tidak merata di permukaan Bumi.
2. Suhu Udara
a. Faktor yang Memengaruhi Suhu Udara
Tempat-tempat di permukiman Bumi memiliki suhu udara yang berbeda-beda dan bersifat menyebar. Suhu permukaan Bumi menyebar secara horizontal dan vertikal. Persebaran secara horizontal menunjukkan suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis (ekuator) dan semakin ke arah kutub suhu udara semakin dingin. Sedang persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin.

Perbedaan suhu udara di banyak tempat dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut :
1) Letak lintang.
2) Ketinggian tempat.
3) Jenis permukaan.
4) Kelembapan udara.
5) Tutupan awan di angkasa.
6) Arus samudra.
7) Jarak dari laut.

Baca juga :  Pengertian Proposal: Panduan Lengkap, Jenis, Tujuan, dan Cara Membuatnya

b. Pengukuran Suhu Udara
Suhu udara diukur dengan termometer. Pada umumnya, termometer yang digunakan adalah termometer maksimum–minimum. Sesuai dengan namanya, alat pengukur suhu udara ini terdiri atas termometer maksimum dan termometer minimum. Termometer lain yang dapat digunakan untuk mengukur suhu udara adalah termometer gabungan berbentuk ”U” yang disebut termometer six. Termometer ini berisi alkohol dan air raksa. Suhu udara dapat diukur secara harian, bulanan, dan tahunan.

c. Suhu Udara pada Ketinggian Tempat Tertentu
Menentukan  suhu udara suatu tempat berdasarkan ketinggiannya, dapat dilakukan dengan rumus sebagai berikut :
1) Jika hanya diketahui ketinggian suatu tempat
T = 26,3 – 0,6 h
T = Suhu udara yang dicari (°C).
26,3 = Konstanta (suhu udara rata-rata di daerah pantai tropis).
0,6 = Konstanta.
h = Tinggi tempat dalam ratusan meter.

2) Jika diketahui ketinggian dua tempat, yang satu diketahui suhu udaranya dan yang satu tidak.
AT = 0,006 (X1 – X2) × 1°C
AT = Selisih suhu udara antara tempat 1 dengan tempat 2 (°C).
X1 = Ketinggian tempat yang diketahui suhu udaranya (m).
X2 = Ketinggian tempat yang dicari suhu udaranya (m).

Baca juga: Jasa pembuatan website pontianak Murah Berkualitas

3. Angin
Angin berguna untuk berbagai keperluan seperti berlayar, menggerakkan kincir dan mengeringkan jemuran. Tapi, jika angin punya kecepatan tinggi, maka tiupan bisa memorakporandakan daerah yang dilaluinya. Angin bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Hal-hal yang berkaitan dengan angin antara lain kecepatan, arah, dan sistem angin.

a. Kecepatan Angin
Kecepatan angin yang bertiup dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1) Gradien Barometris
Perbedaan tekanan udara antara dua tempat akan menghasilkan angin. Semakin besar perbedaan tekanan udara, maka angin yang bertiup pun akan semakin kencang atau kuat. Sebagaimana yang dirumuskan dalam hukum Stevenson. Menurut Stevenson kekuatan angin yang bertiup berbanding lurus dengan gradien barometernya. Semakin besar gradien barometernya, semakin kuat angin yang bertiup. Gradien barometer adalah perbedaan tekanan udara antara dua isobar pada tiap jarak lurus 15 meridian atau 111 km.

2) Relief Permukaan Bumi
Relief yang tidak rata menjadi penghambat bagi aliran atau tiupan angin. Di daerah perbukitan aliran angin terhambat bukit-bukit, sehingga bertiup dengan kecepatan lebih lambat dibanding di daerah dataran.

3) Ketinggian Tempat
Semakin tinggi kedudukan benda, akan semakin kencang tiupan anginnya.

4) Letak Lintang
Letak lintang berkaitan dengan posisi Matahari. Di daerah lintang rendah banyak mendapatkan sinar Matahari, sehingga lebih panas dibandingkan di daerah lintang tinggi. Sebaliknya, di daerah lintang tinggi lebih sedikit mendapatkan sinar matahari sehingga suhu udaranya pun lebih dingin dibanding daerah lintang rendah. Perbedaan panas ini menimbulkan sistem angin utama di Bumi. Selain itu, atmosfer juga ikut berotasi dengan Bumi. Molekul-molekul udara bergerak ke arah timur sesuai arah rotasi Bumi. Gerakan ini disebut gerakan linier. Bentuk bulat bumi menyebabkan kecepatan linier tertinggi di ekuator (letak lintang rendah) dan mengecil ke arah kutub (letak lintang tinggi).

5) Panjang Siang dan Malam
jika dirasa-rasa kecepatan angin pada waktu siang dan malam berbeda. Tiupan angin lebih cepat di siang hari dibanding malam hari. Panjang siang dan malam pada beberapa daerah tidak sama sehingga menyebabkan tekanan udara maksimum dan minimum berubah-ubah. Akibatnya, arah aliran udara tidak tetap atau tidak menentu.

b. Arah Angin
Angin bertiup dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Hanya saja angin yang bertiup tidak mengalir lurus, tetapi mengalami pembelokan arah akibat pengaruh rotasi Bumi. Pembelokan juga dialami angin yang bertiup menuju khatulistiwa. Seperti yang diungkapkan dalam Hukum Buys Ballot, angin bertiup dari daerah bertekanan maksimum ke daerah bertekanan minimum. Di daerah selatan khatulistiwa angin berbelok ke arah kiri dan di utara khatulistiwa berbelok ke arah kanan

c. Sistem Angin
Berdasarkan gerakan dan sifatnya, angin dapat dibedakan menjadi:
1) Angin Pasat dan Angin Antipasat
Angin pasat terdiri atas angin pasat tenggara yang bertiup di belahan Bumi selatan dan angin pasat timur laut yang bertiup di belahan Bumi utara. Angin pasat bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju daerah ekuator (khatulistiwa). Angin antipasat adalah nama lain dari angin barat, yang merupakan kebalikan dari angin pasat.

Baca juga :  Membongkar Kekuatan Seni Rupa: Pengertian, Unsur, dan Fungsinya

2) Angin Muson
Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober–April, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi selatan atau Benua Australia. Sedangkan angin muson timur bertiup pada bulan April–Oktober, saat itu kedudukan Matahari berada di belahan Bumi utara atau Benua Asia.

3) Angin Lokal
Angin lokal hanya dirasakan di wilayah yang relatif sempit dan pengaruhnya tidak luas.

4) Angin Fohn
Angih fohn terjadi dalam satu rangkaian dengan hujan orografik Angin fohn memiliki nama yang berbeda-beda di banyak daerah. Beberapa angin fohn yang bertiup di Indonesia sebagai berikut.
a) Angin Brubu terdapat di Sulawesi Selatan.
b) Angin Bohorok terdapat di Deli, Sumatra Utara.
c) Angin Kumbang terdapat di Cirebon, Jawa Barat.
d) Angin Gending terdapat di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.
e) Angin Wambrau terdapat di Papua.

5) Angin yang Bersifat Dingin
Jenis angin yang bersifat dingin antara lain sebagai berikut.
a) Angin Mistral
Angin ini berasal dari pegunungan menuju ke dataran rendah di pantai. Sebagai contoh angin yang bertiup di pantai Laut Tengah, selatan Prancis.
b) Angin Bora
Angin bora bertiup di wilayah Balkan. Angin ini turun dari Dataran Tinggi Balkan ke Pantai Istria dan Albania.

6) Angin Siklon dan Angin Antisiklon
Angin siklon memiliki kecepatan yang sangat kuat sehingga bersifat merusak. Penyebutan angin
siklon untuk masing-masing daerah berbeda-beda.
Contoh:
a) Angin siklon di Samudra Atlantik disebut Hurricane.
b) Angin siklon di Laut Cina Selatan disebut Taifun.
c) Angin siklon di Teluk Benggala dan Laut Arab disebut Siklon.
d) Angin siklon di Amerika daerah tropis disebut Tornado.
e) Angin siklon di Asia Barat disebut Sengkejan.
Angin antisiklon tidak kuat seperti halnya angin siklon. Kondisi cuaca daerah yang berangin antisiklon, cerah tidak berawan. Angin ini merupakan angin turun, sehingga lebih panas dan lebih kering dibanding angin siklon.

7) Daerah Konvergensi Antartropik (DKAT)
Daerah Konvergensi Antartropik (DKAT) merupakan daerah pertemuan antara angin pasat tenggara dan angin pasat timur laut atau disebut equator thermal. Daerah ini ditandai dengan keadaan di sekitarnya memiliki suhu tinggi.

Akibat kenaikan massa udara, wilayah DKAT terbebas dari angin topan dan dinamakan Doldrum atau daerah tenang khatulistiwa (equatorial calm). DKAT selain sebagai tempat terbentuknya konvergensi massa udara naik, juga sebagai pembentuk awan yang menimbulkan hujan lebat.

Pengaruh DKAT di Indonesia, yaitu: a) Menyebabkan hujan frontal dan hujan zenit. b) Penguapan tinggi, karena suhu tinggi dan laut Indonesia sangat luas. c) Garis DKAT terbentuk karena suhu udara di sekitar khatulistiwa tinggi.

d. Pengukuran Angin
Angin memiliki dua unsur utama, yaitu kecepatan dan arah angin. Keduanya diukur dengan alat yang berbeda.

1) Kecepatan Angin
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Alat ini terdiri atas tiga cangkir (cup) yang dipasang pada ujung tangkai secara horizontal. Bila angin bertiup maka cangkir akan berputar. Perputaran cangkir menyebabkan bagian tengah juga berputar dan kecepatan angin dapat diketahui. Kecepatan angin diukur dalam satuan knots atau kilometer/jam, kadang-kadang ditunjukkan dengan skala Beaufort.

2) Arah Angin
Angin selalu diukur sesuai arah tiupannya. Angin utara menunjukkan bahwa angin bertiup dari arah utara ke selatan. Arah angin dapat diketahui dengan menggunakan bendera angin (wind vane). Alat ini selalu mengarah dari mana angin bertiup.

3) Mawar Angin (Wind Rose)
Angin dapat bertiup dari satu arah secara terus-menerus. Angin ini disebut angin dominan (prevailing wind). Pencatatan arah angin yang dominan bertiup seharian dalam sebulan dapat dilakukan dengan mawar angin. Pencatatan ini membentuk segi delapan (oktagonal) yang mewakili delapan arah mata angin. Setiap lengan menunjukkan tanggal ke mana arah angin bertiup. Angka di tengah-tengah menunjukkan jumlah hari tanpa terjadi angin.

Gravatar Image
Merupakan seorang blogger asal Pontianak yang terjun di dunia blogging sejak tahun 2007 hingga sekarang.